TAK TERDUGA ( Cerpen )


TAK TERDUGA

Saatku membuka kedua kelopak mataku ini dari tidurku yang panajang, langit masih diselimuti awan pagi yang masih gelap. Aku duduk di depan jendela kamarku sambil merenung.
” kaya gini rasanya orang yang tidak punya keluaraga, sahabat, dan orang – orang yang menyayangi aku, Kalu saja aku menuruti kata – kata kakaku dulu mungkin aku aku tidak kesepian seperi ini. “ fikirku dalam hati yang menyesali pilihanku ini.
Sinar matahari mulai menerangi lagit yang masih gelap. Seperti biasa aku merapikan buku pelajaran yang akan aku bawa dan bergegas untuk berangat sekola.
Sekitar jam 07. 12 aku sampai di sekolah dan lekas menuju kelasku, sesamainya di kelas aku duduk sejenak tak lama kemudian bel masukpun berbunyi Tert…..Tert…… Tert……. Itu tanda pelajaran akan segera dimulai. Jam pelajaran pertama dan kedua gurunya tidak masuk suasana kelas sangat rebut sekali karena tidak ada gurunya, aku hanya bisa melihatnya saja karena kalau aku melarangnya pasti aku makin di kira sok jadi penguasa, ya jadi aku diam saja meskipun aku tidak suka melihatnya. Berganti jam beriktnya pelajaran Ibu Izah, Ibu Izah adalah guru yang dekat denganku di sekolah karena aku selalu ngejai PRku di depan karena itulah Ibu Izah dekat denganku. Tapi pada hari ini aku tidak konserasi medengarkan  materi yang  disampaikan oleh Ibu Izah. Tiba – tiba Ibu Izah ada di sampingku.
“ Lina apa yang terjadi denganmu ? “ Tanya Ibu Izah padaku
“ Tidak ada apa – apa Bu “ jawabku sambil menundukan kepala
“ lalu kenapa kamu tidak menyimak ibu dengan baik, tidak biasanya kamu seperti ini !”
“ sebenernya aku mau pulang dan mau pindah sekolah Bu, tapi aku takut dimarahin kakaku karena ini keinginanku. “
“ kamu jangan pindah lina kamu harus kuat disini, kalupun kamu pindah belim tentu kamu nyaman disana. Masalah pulang nanti kamu juga akan libur, kalau kamu kangen kamukan bisa telfon orang tuamu. “
“ Ia Bu Insya Allah “ setelah aku mendengar kata – kata Ibu Izah aku jauh lebih tenang dari sebelumnya.
Hari berganti hari aku tetep sepert ini terus hingga pada akhirnya aku jatuh sakit karena beban fikiran yang sangat mengganggu fikiranku, akupun pulang ke rumah dan aku di bawa ke rumah sakit ternyata aku mengidap penyakit yang sangat mematikan yaitu kangker otak, keluargaku sangat syok mereka tidak mengira kalau aku akan sepert ini, setelah keluargaku tau aku dipindahkan sekolah. keinginan yang telah lama aku impikan akhirnya terwujud . meskipun aku tau penyakit itu akan merenggut nyawaku aku biasa saja mendengar semua itu karena biarpun aku sedih penyakit dalam diriku ini tidak akan sembuh,aku lebih bahagia jika aku berada di tengah – orang yang menyyngiku.dan kini aku menjalani sisa hari – hariku dengan penuh warna tidak seperti dulu aku lebih bahagia sekarang dibandingkan dulu. Mungkin ini sulit di mengerti tapi inilah aku.



Oleh : Nasiti





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jejak Peninggalan Kesultanan Banten di Masjid Pangeran Aria Singarajan

Rice Cooker Rusak Karena Menggoreng

Indonesia Ku Ngelayab ning Masjid Istiqlal Jakarta