SEKOLAHNYA ( Cerpen )
SEKOLAHNYA
Pagi ini hari pertama masuk sekolah, Andi pun bergegas tak sabar untuk segera masuk ke sekolah barunya, di salah satu SMA faforit di kotanya, ketika ia sedang dalam perjalanan ia meliahat seorang yang wajahnya tak asing baginya, ia pun menghampirinya,
“Toni!! Hey apakabar lama tak bertemu!” Andi sambil menaruh tangannya di pundak Tonii
“oh… kamu Ndi, baik kok!, wah kamu rapi sekali?”
“ya donk, harus itu, eh emang kamu ga pergi ke sekola Ton?” dengan nada yang bersahabat
“gak, aku udah berenti sekolah Ndi, ibu dan ayahku tak sanggup untuk membiayaiku sekolah lagi, apalagi uang spp di sma mahal banget, aku kasian pada mereka” dengan raut muka yang sedih
“padahal kan kamu anaknya pinter banget, nanti gaada yang bantuin aku ngerjain peer donk!” Tonipun hanya tersenyum “tapi maaf ya Ton aku ga bisa bantu kamu”
“ya gapapa kok, yaudah gi berangkat jangan sampai pertemuan kita ini bisa membuatmu terlambat di hari pertamamu sekolah” dengan menepuk punggung Andi
“baiklah Ton, aku duluan yah” Andipun segera pergi meninggalkan Toni dangan melambaikan tangannya.
Toni pun lakas pulang kerumahnya, dan ketika itu dia mencari buku bekas smp nya yang masih kosong dan yang masih bisa di gunakan, karena ia ingin sekali bersekolah ia pun berfikir bagaimana caranya dia bisa bersekolah, akhirnya dia pergi ke sebuah sekola, dan ketika itu dia masuk menyelinap ke sekolah tersebut dangan membawa buku bekas nya itu, karena disekolah tersebut sudah dimulai jam belajarnya Tonipun ingin sekali belajar bersama teman temannya yang lain, dan ia pun ikut belajar dengan mengintip kaca di jendela kelas dengan menaiki sebuah kursi karena tidak sampai, setip hari ia selalu datang ke sini untuk ikut belajar sempat ada saptam yang mengusirnya tapi ia tak menghirauknnya,
Ketika pada suatu hari saat ia sedang melihat dari kaca jendela sepertinya guru yang sedang mengajar di kelas tersebut mengetahuinya,
“waduh gawat sepertinya bu guru itu tau kalau aku yang sedang mengintip mereka belajar setip hari” gertaknya dalam hati dengan rasa cemas bercampur takut, karena Toni berfikir kalau ia akan kena marah iapun segera meninggalkan kelas tersebut,
“nak apa yang sedang kamu lakukan di tempat ini??”
Tonipun menghentikan langkahnya yang sedang berjalan dengan buru buru ‘’adduh gawat, ketauan deh” dangan memukulkan tangannya di keningnya “e,e,e,iya bu!” dengan suara yang terpotong potong “saya hanya sedang berjalan jalan ko bu” Toni pun sibuk mencari alasan
“ayo jujur saja, kamu yah yang biasa setiap hari mengintip anak anak belajar? Yang biasa ibu liat dari kantor”
Tonipun sekarang tak bisa mengelak lagi “saya minta maaf nya bu karena sudah lancang masuk ke sini tanpa minta idzin terlebih dulu saya mohon maaf bu, tolong jangan hukum saya ya bu”
“tidak! ibu tak akan menghukummu, tapi yang membuat ibu heran kenapa kamu selalu disini setiap jam belajar? apa kamu tidak sekolah?” Tanya bu guru
“ sebelumnya maaf bu kalo saya lancang masuk kesini tanpa minta izin terlebih dulu, saya ingin ikut belajar di sini bu, tapi kalau ibu tak mengijinkan saya, saya akan segera pergi ko bu!”dengan kepala yang tertunduk
“kamu tidak sekolah?”
Tonipun menggeleng-gelengkan kepalanya dan masih menundukan kepalanya
“nama kamu siapa nak?”
“nama saya Toni buk!”
Dan ketika itu Andi pun tak sengaja keluar dari kelasnya dan melihat temannya itu sedang berhadapan dengan gurunya tersebut “toni?????(dangan wajah yang gembira ) Apa yang sedang kamu lakukan di sini!(dengan wajah yang keheranan) Apa kamu kangen dengan ku,? Ayo jujur sajalah! eehtapi kamu ngapain kalo kamu kangen sama aku kamu gausah dateng kesini juga kali Ton?”
“kamu kenal dia Ndi?”
“ia bu, dia ini teman ku, namanya Toni dia juga teman Smp ku dulu, dia pinter banget bu, dan kadang aku minta ajari dia, apalagi pelajaran matematika uhh jagonya toni itu mah bu” dan ketika itu Andi panjang lebar bercerita tentang Toni. Dan Toni pun hanya terdiam tak bisa berkata,
“sepertinya kamu tau banyak yah tentang anak ini”
“ya bu, bu dia ni pinter lo bu, tapi sayang dia ga dilanjutin sekolahnya karena kedua orang tuanya ga sanggup ngebiayayain dia sekolah bu, bisa gak bu kalo ngerekomendasiin Toni sekolah disini kan disini ada yang namanya beasiswa kan buk”
“makasi ya Ndi, emang bukan tempat aku disini seharusnya aku bantuin ibuku sekarang jualan di pasar”
“ayolah Ton semangat dong aku yakin kamu bisa sekolah disini kok, yak an bu’?”
“emmmm(sambil berfikir sejenak)mungkin, ibu akan coba!”
“makasi ya bu” raut muka Toni berubah dari yang cemas menuju senyum kebahagian, tapi ia tidak yakin kalau ia bisa di terima disini, Tonipun pasrah, dalam hati kecilnya“kalo ketrima ya syukur kalo gay a gapapa mungkin belum waktunya”
“horeee!! Semoga aja kamu bisa sekola di sini bareng aku Ton!”
Tonipun hanya tersenyum
“makasi ya Ndi” dengan menepuk punnggung Andi
“makasi buat?”
“leh buat apa apata leh” denag senyum lebar
“wuuuuuuu!!!! Tapi aku yakin loh Ton anak sepintar dirimu pasti akan di terima di sini, jangan khawatir, pasti ibu dan bapak mu akan senang mendengarnya”
Beberapa hari kemudaian, sepulang dari sekolah Andi langsung pergi kerumah Toni
“assalamua’laikum Ton!”
“wa’alaikum salam eh nak Andi toh, silakan masuk!” ibu toni pun pun menyambut kedatangan Andi dengan ramah
“Toninya ada bu’?”
“ada nanti ibu panggilkan!” setelah Toni di panggil ibunya dia pun langsung keluar
“ada apa bu’ ini nak Andi datang mencari mu!” Toni pun datang menghampiri mereka
“ada apa Ndi, sepertinya gembira sekali?”
“tentusaja aku gembira, tadi aku di suruh bu Aisyah untuk mrnyampaikan ini kepadamu, kamu mendapat beasiswa bersekolah itu,
“benarkah itu Ndi?” dengn nada tak percaya, ibupun ikut terkejut mendengarkan berita tersebut
“iya ko masa aku boong sih jadi besok kamu udah bisa masuk sekola tanpa menyelinap masuk?”
“hah menyelinap masuk?, maksudnya menyelinap masuk?’’ Ibu terlihat bingung
“oh tidak ko bu bukan apa apa! Yng penting besok aku dah bisa sekolah kan bu!” Toni pun mengedipkan matanya kepada Andi karena ibu Toni tidak tau kalau setiap hari Toni selalu menyelindap masuk ke sekolah.
“oh yaudah deh, sekali lagi makasi ya nak Andi atas bantuannya!” ibu Toni pun bangga kepada Andi dan mengucap syukur kepada tuhan!
Komentar
Posting Komentar
Bebas Tapi Sopan