PENYESALAN ( Cerpen )
PENYESALAN
Suatu hari ada sepasang suami istri yang hidup bahagia. Namun kebahagiaan mereka belum sempurna karena belum dikaruniai seorang anak yang di idam-idamkan dalam setiap keluarga, yaitu seorang anak. Hingga suatu hari doa mereka dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa, sang istri tercinta tengah mengandung. Betapa bahagianya mereka mendengar kabar tersebut. Rasa syukur tak pernah berhenti diucapkan oleh keduanya.Memasuki usia kehamilan sang istri yang ke 9 bulan, pak Indra dan keluarga tak pernah berhenti berdoa demi keselamatan dan kelancaran proses melahirkan.
"kamu kenapa sayang, ko' melamun ? lagi mikirin apa ?" ucap Indra (suaminya) yang memecahkan lamunan Irma(istrinya) .
"eh mas, ngagetin aja". Balas Irma dengan lembut.
"kamu kenapa melamun ? ingat yah sayang kamu gak boleh stress atau kecapean, nanti yang ada malah kenepa-napa lagi sama calon bayi kita". Tegur Indra.
"iya sayang, aku gak melamun ko'. Aku Cuma lagi ngebayangin kalo sebentar lagi dirumah ini akan terdengar suara tangis dan tawa seorang bayi". Kata Irma sambil membayangkan.
"iya yah sayang, gak terasa sebentar lagi anak kita akan lahir didunia. Hem... kira-kira bakalan mirip siapa yah?"
"ya pastinya kalo laki-laki, pasti ganteng kaya kamu. Tapi kalo perempuan pasti kaya aku ".
Tak terasa hari semakin gelap, Indra dan Irmapun masuk kedalam rumah. Adzan maghrib-pun berkumandang syahdu ditelinga. Indra dan Irma bergegas mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat berjama'ah. Usai sholat, merekapun berdo'a meminta kepada Yang Kuasa supaya diberikan kelancaran saat proses persalinan, keselamatan, dan anak yang sholeh/sholehah. Do'a itu selalu diucapkan sehabis sholat. Tak terasa adzan isyapun mulai berkumandang, seperti biasa merekapun melaksanakan sholat isya berjama'ah. Setelah selesai solat, tiba-tiba sang istripun merasakan sakit diperutnya.
"aahh... sakit mas" keluh Irma
"kamu kenapa sayang?" tanya Indra khawatir
"sakit mas..."
Indra langsung berteriak memanggil mamahnya.
"mah... mamah..." teriak Indra
"ada apa ndra, kenapa teriak-teriak gitu". Tanya Rika (mamahnya)
"Irma mah, Irma dari tadi mengeluh sakit diperutnya".
"ya Allah Irma, air ketubannya pecah. Indra cepat kamu bawa Irma kerumah sakit, dia mau melahirkan". Perintah Rika (mamahnya).
Indrapun bergegas mengambil mobil dan membawa Irma kerumah sakit. Sampainya dirumah sakit, Indra langsung menggendong Irma masuk kerumah sakit sambil memanggil suster.
"suster.... sus, tolong istri saya sus". Ujar Indra kepada suster
"baik pak.." jawab suster.
Merekapun pergi menuju ruang persalinan. Dijalan, Irma terus mengeluh kesakitan sambil menggenggam tangan Indra.
"mas... sakit mas.. sakit.." keluh Irma
"iya sayang, kamu bertahan yah. Sebentar lagi kita akan sampai" ucap Indra menenangkan Irma.
Tak lama kemudian sampailah mereka diruang persalinan.
"maaf pak, silahkan silahkan tunggu diluar" kata suster.
Bu Rika dan Maya (kakak Indra)pun datang dan langsug mendekati Indra yang sedang duduk gelisah.
"Dra, gimana keadaan Irma ?" tanya bu Rika(mamahnya)
"Irma masih didalam mah" jawab Indra
"ya udah, kita doakan saja semoga ibu dan bayinya baik-baik saja" ucap Rika menenangkan Indra yang gelisah.
"amin..."
Tak lama kemudian, terdengarlah suara tangis bayi yang membuat tangis bahagia di keluarga Indra. Merekapun bersyukur atas keselamatan Irma dan anaknya.
"Alhamdulillah ya Allah..., mah anakku sudah lahir" ucap Indra bahagia.
Dokterpun keluar dari ruang persalinan.
"dok, gimana keadaan istri dan anak saya?"
"selamat yah pak, istri dan anak bapak baik-baik saja. Dan anak bapak laki-laki" kata dokter.
"Alhamdulillah... apa saya boleh masuk dok?" kata Indra.
"oh ya silahkan pak".
"makasih dok".
"sama-sama pak"
Indra, Rika, dan Mayapun masuk kedalam. Didalam ruangan, terlihat Irma yang sedang berbaring dan disampingnya seorang bayi laki-laki yang tampan.
"Irma..." kata Indra
"mas, lihat putra kita. Dia tampan yah ?" kata Irma sambil menitikkan air mata bahagia.
"iya sayang, dia tampan sekali seperti ayahnya". Indra memuji dirinya
"Indra, cepat kamu azanin anak kamu" kata Rika.
"iya mah"
Indrapun meng-azani dan meng-iqomahkan anaknya. Tak terasa butiran-butiran air mata Indra dan Irma jatuh membahasahi pipi mereka. Selesai itu Mayapun mengucapkan selamat kepada Irma dan Indra.
"selamat yah dra, Irma. Akhirnya kalian jadi orang tua juga. Kira-kira mau kasih nama siapa ?" kata Maya.
"gimana kalo namanya Rama, ya 'Rama Ferdinan' dari nama kamu dan Irma". Usul Rika
"hm... nama yang bagus". Kata Maya
"gimana mas ?" tanya Irma kepada Indra.
"ya sudah, kita beri nama RAMA FERDINAN" ucap Indra
"halo Rama... selamat datang kedunia , semoga kamu jadi anak yang berbakti sama orang tua yah" ucap Irma, mencoba berinteraksi dengan putranya.
Beberapa hari kemudian, Irmapun sudah bisa pulang. Itulah hal yang ditunggu-tunggu oleh Irma dan Indra, akhirnya mereka bisa membawa putranya kerumah.
"nah.. sudah sampai, silahkan pangeran Rama dan istriku yang cantik.." hibur Indra. Irma hanya tersenyum mendengarnya.
Hari-hari mereka sangat bahagia dengan kedatangan malaikat kecilnya. Hari demi hari terlewati dengan canda tawa malaikat kecilnya, hingga malaikat kecil mereka mulai tumbuh dewasa.
Suatu hari Indra, Irma, dan malaikat kecil mereka (Rama), berniat untuk mengajak si kecil jalan-jalan. Namun ditengah perjalanan, kecelakaan menimpa mereka yang menyebabkan Indra meninggal, sedang putranya mengalami kebutaan pada sebelah matanya.
"loh... loh... pada mau kemana nih, udah rapih aja" tegur Rika
"() kita mau ajak rama jalan-jalan mah, biar dia tau dunia luar" jawab Indra
"mamah rasa kalian jangan pergi dulu yah, lain kali aja jalan-jalannya" kata Rika cemas
"emangnya kenapa mah ?" tanya Irma
"engga tau nih, firasat mamah mengatakan bahwa akan terjadi sesuatu sama kalian"
"itukan cuma firasat mamah, mamah tenang aja yah gak akan terjadi apa-apa sama kita" hibur Indra menenangkan mamahnya.
"iya mah, lagian kita cuma mau keluar sebentar ko' " tambah Irma
"ya udah, tapi kalo ada apa-apa kasih tau mamah yah" pesan Rika
"iya mah, yaudah kita berangkat dulu yah mah. Assalamu'alaikum.."
"wa'alaikumsalam, hati hati yah'
"ayo sayang salim sama oma dulu" kata Irma kepada Rama
Ramapun menuruti perintah Irma, dan mereka langsung pergi.ditengah perjalanan, kejadian naas menimpa mereka. Mobil yang dikendarai oleh Indra menambrak pohon besar karna hendak menghindar dari truk yang melintas. Para warga yang berada disekitar itu langsung menelfon polisi dam membantu mengeluarkan mereka dari dalam mobil. Tak lama kemudian, polisipun akhirnya datang dan segera mengevakuasi tempat tersebut. Lalu sang polisi menelfon ke nomor rumah korban yang ada di hanphone korban.
"kring... kring..." bunyi telepon rumah. Rika yang mendengarnya segera mengangkat telepon tersebut.
"halo selamat siang, apa benar ini rumah saudara Indra Ferdinan?" tanya sang polisi melalui telepon.
"iya benar, ada apa ya pak ?" tanya Rika
"kami dari kepolisian ingin memberitahukan bahwa mobil yang dikendarai oleh saudara Indra beserta istri dan anaknya mengalami kecelakaan" jelas polisi
"apa (kaget)..." telefonpun jatuh dari genggaman Rika "gak munkin"
Maya yang melihatnya segera menghampirinya
"ada apa mah ?" tanya Maya
"adikmu May, Indra..." jawab Rika sambil memeluk Maya
"kenapa dengan Indra ? apa yang terjadi sama Indra mah ?" tanya Maya khawatir
"Indra... Indra... Indra kecelakaan may" jawab Rika sambil menangis
"apa ? " Maya terkejut
"iya may, sekarang mereka sedang dirawat di rumah sakit"
"yaudah mah, lebih baik kita kesana sekarang yah".
Akhirnya merekapun berangkat ke rumah sakit tempat Indra, Irma, dan Rama dirawat. Sampainya di rumah sakit
"sus, apa disini ada pasien dari korban kecelakaan ?" tanya Rika kesuster penjaga administrasi
"iya ada bu, sekarang mereka dirawat di ruang ICU". Kata suster penjaga administrasi.
Rika dan Mayapun segera keruang ICU. Sampainya disana, terlihat Irma yang sedang duduk dengan darah dikeningnya.
"Irma... " sahut Rika
"mamah, kak Maya.." sambil memeluk Rika
"gimana keadaan Indra dan Rama ?" tanya Rika khawatir
"mas Indra..."
"kenapa dengan Indra ? dia baik-baik sajakan?" Rika semakin khawatir "jawab Irma, Indra kenapa?"
"mas Indra... mas Indra meninggal mah". Jawab Irma dengan suara yang terengah- engah menahan tangis.
"apa ? Indra meninggal ?"
"iya mah, mas Indra meninggal karna kecelakaan itu" jelas Irma
"terus Rama gimana?"
"Rama... karna kecelakaan itu, rama mengalami kebutaan pada salah satu matanya".
"ya Allah... kenapa semua ini harus terjadi ? rama masih kecil, tapi dia harus kehilangan sebelah matanya dan dia juga gak bisa merasakan lagi kasih sayang seorang ayah,kasihan dia" rintih Rika.
"tapi mamah tenang aja, aku akanmendonorkan sebelah mataku untuk Rama". Kata Irma
"tapi kamu..."
"aku gak peduli mah, masa depan Rama harus jauh lebih baik dariku. Biarlah aku kehilangan sebelah mataku demi kebahagiaan anakku". Kata Irma
"kamu memang ibu yang baik, gak salah Indra memilih kamu". Puji Rika
Waktu terus berlalu, mata Rama (putra Indra dan Irma) kini telah berhasil di operasi dan jenazah Indra (suami Irma) telah dimakamkan.
Suatu hari, Rika jatuh sakit sedang Maya tinggal bersama suaminya. Hanya Irma-lah yang merawat Rika tanpa putus asa. Walau sudah berbagai rumah sakit ia kunjungi namun Rika juga tak kunjung sembuh. Mayapun tak bisa di hubungi. Semua harta warisan Indra telah habis untuk berobat Rika (mertuanya). Hingga Irma harus menjual rumah peninggalan suaminya itu dan tinggal digubuk yang sederhana. Namun ternyata, Tuhan berkehendak lain, Rika meninggal dunia. Rama yang masih polos mengira bahwa omanya sedang tidur. Para tetanggapun berdatangan dan menghibur Irma. Hingga proses pemakaman selesai, Irma kembali pulang dan merasakan kesepian yang amat terasa. Kin,i satu-satunya harta yang paling berharga untuknya adalah "Rama" malaikat kecilnya, yang bisa membuat ia bertahan untuk hidup. Kini ia harus menjadi seorang ayah sekaligus ibu untuk Rama, putra semata wayangnya. Kini usia Ramapun menginjak usia remaja. Irma sangat bersyukur karna ia bisa menyekolahkan putranya hingga SMP.
Selain ia tampan, Rama juga termasuk murid yang cerdas disekolahnya. Makanya tak heran kalau ia menjadi sorotan disekolahnya. Namun sifatnya tak seperti yang diharapkan oleh Irma. Ia kini menjadi sombong, dan merasa bahwa dirinya paling sempurna diantara teman-temannya. Hingga suatu hari, Irma datang kesekolah Rama, namun Rama malah mengusirnya.
"Rama..." panggil seorang guru
"iya bu, ada apa?" tanya Rama
"itu didepan, ada yang mencari kamu"
"siapa bu ?"
"entahlah, sepertinya ia seorang ibu, ya sudah cepat kamu temui dia"
"baik bu" jawab Rama dengan santunnya.
Rama bingung, siapa yang mencarinya. Dilihatnya dari kejauhan seorang wanita tua tengah duduk dikursi. Perlahan Ramapun mendekatinya.
"ibu..." kata Rama
"Rama.."
"ibu ngapain sih kesini? Akukan sudah bilang, ibu jangan kesini. Ibu hanya akan mempermalukan aku". Kata Rama.
"ibu tak berniat untuk mempermalukan kamu, ibu hanya ..."
"alahk... udahlah bu, lebih baik ibu sekarang pergi. Seblum ada yang tahu kalo aku punya seorang ibu yang cacat" .
Ucapan Rama tersebut membuat hati Irma teriris-iris. Ia tak menyangka bahwa putra yang dibangga-banggakannya itu tak seperti harapannya dulu.
Tak terasa Ramapun akan lulus SMP dan mendapat nilai terbaik disekolahnya, ia mendapatkan beasiswa disekolah yang elit. Namun sifatnya tetap saja tak berubah kepada ibunya sendiri. Seakan akan ia tak merasa punya ibu lagi.
**singkat cerita**
Tibalah Rama lulus dari SMA nya dengan nilai yang memuaskan dan iapun mendapat beasiswa ke universitas di Jepang. Semenjak ia lulus dan mendapat beasiswa itu, Rama pergi tanpa pamit kepada Irma. Kini Irma saaangat rindu kepada putranya namun ia juga bangga kepada putranya itu. Tapi ia juga merasa bersalah kepada almarhum suaminya, karna ia telah gagal mendidik Rama hingga ia menjadi anak yang sombong.
Selama menjadi mahasiswa di Universitas itu, Rama tak pernah pulang untuk untuk menemui ibunya. Ia tak pernah rindu ataupun khawatir dengan keadaan ibunya, hingga ia menikah dan menetap disana. Kini ia mempunyai 2 orang anak yang cantik dan tampan.
Suatu malam, Rama bermimpi bertemu dengan ibunya. Irma datang kerumahnya namun ia diusir oleh Rama..
"ibu..." kata Rama terkejut
"Rama anakku. Pulanglah nak, ibu rindu denganmu. Apakah kamu tak khawatir dengan keadaan ibu?"
"bagaimana mungkin ibu bisa kesini ? sedang ongkos untuk kesinikan sangat mahal".
"ibu terpaksa menjual rumah untuk menambah uang simpanan ibu, hanya untuk bertemu denganmu, nak ?"
Tiba-tiba istri Ramapun datang
"siapa dia mas ?" tanya istri Rama
"bukan siapa-siapa. Dia hanya gembel yang minta sumbangan" jawab rama
Lagi-lagi Rama membuat ibunya kecewa dengan ucapannya. Irma menunduk dan menangis, lalu Rama mengusirnya.
"maaf yah bu, ini bukan yayasan. Jadi silahkan anda pergi dari sini" kata rama
"tapi nak..." tahan irma
"anda mau saya suruh satpam untuk menyeret anda ?" kata rama
Kemudian Ramapun memanggil satpamnya
"satpam... satpam...." teriak Rama
"iya pak" kata satpam
"tolong kalian bawa ibu ini keluar"
"baik pak, ayo bu".
"gak usah pak, saya bisa sendiri" kata Irma
Ramapun terbangun dari tidurnya dan masih merasa bingung.
"ternyata itu hanya mimpi, tapi mimpi itu seperti kenyataan".
Akhirnya, Ramapun berniat untuk pergi ke kampung halamannya dulu.
Keesokan harinya, Ramapun melaksanakan niatnya untuk pergi kekampung halamannya tanpa mengajak istri dan anak-anaknya. Sampainya disana, ia memandangi gubuk yang reot itu dan masuk kedalamnya.
"ibu.... ibu... ko' sepi yah, Kemana ibu ?" tanya Rama heran
Lalu datang seseorang yang menghampirinya.
"Rama, kamu Ramakan ?" tanya seorang perempuan
apa ibuku membat masalah dengan ibu ?"
"oh gak, sebelum ibumu meninggal beliau menitipkan surat ini untukmu (sambil memberikan sebuah surat kepada Rama) . Ya sudah, saya pergi dulu yah"
"makasih bu"
"iya sama-sama".
Perlahan Ramapun membaca surat tersebut yang isinya :
"Rama anakku, malaikat ibu yang ibu sayangi. Selamat yah nak, sekarang kamu sudah menjadi orang yang sukses, ibu bangga padamu. Anakku, mengapa kamu tak menemui ibu atau pamit dengan ibu saat kamu hendak pergi meneruskan sekolahmu ?. kamu tahu nak, ibu selalu berdoa agar ibu bisa bertemu denganmu. Namun takdir berkata lain, ibu tak bisa bertemu denganmu. Ibu tahu kau pasti malu mempunyai ibu yang cacat ataukah kau marah pada ibu karna kau lahir dari rahim ibu ?
Perlu kamu ketahui nak, selama ini kamu tak pernah mengakui ibu sebagai ibu kandungmu di depan teman-temanmu karna kamu malu mempunyai ibu yang menakutkan, yang hanya mempunyai satu mata. Tapi ibu tak pernah benci terhadapmu, ibu selalu memaafkanmu meskipun berulang kali kamu menyakiti perasaan ibu, karna ibu sayang kamu.
Asal kamu tahu nak dulu, ayah, ibu, dan kamu mengalami kecelakaan. Ayahmu meninggal, dan kamu harus kehilangan matamu. Ibu kasihan sama kamu, ibu gak tega melihat kamu yang harus kehilangan sebelah mata kananmu. Karna itu, ibu mendonorkan sebelah mata ibu untukmu, hanya demi kebahagiaan kamu nak. Kamu jaga baik-baik yah mata ibu, ibu sayang padamu".
Begitulah pesan yang ditinggalkan oleh Irma (ibunya) kepada Rama. Pesan tersebut membuat Rama menitikkan air mata.
"ibu... maafkan aku bu... aku menyesal telah memperlakukan ibu seperti itu. Aku sungguh berdosa pada ibu. Maafkan Rama bu..."
Kini maaf Ramapun telah sia-sia, karna Irma (ibunya) telah tiada. Hanya sesal yang merasuki hati Rama, membuat hidupnya merasa bersalah terhadap ibunya.
-THE END-
Karya : Zulfa Rohadatul Aisy
Sekolah : MAN Kragilan
Komentar
Posting Komentar
Bebas Tapi Sopan