KAKEK SI PENJUAL PISANG ( Cerpen )


KAKEK SI PENJUAL PISANG
Karya : Herman

Seorang kakek tua berjualan pisang dengan menggunakan kendaraan  sepeda tua, dari rumahnya hingga  di tempat yang biasa ia barjualan. Kelihatannya si kakek itu semangat untuk menjual dagangannya.
“Mudah-mudahan  hari ini dagangan saya habis terjual”. Kata kakek dengan wajahnya yang semangat.
Dengan senang hati, ia pun rela untuk mencari  selembar uang, walaupun  umur tidak memungkinkan. Telah sampai  tujuan, ia pun beristirahat dengan seorang remaja yang bernama Riko.
“Alhamdulillah, akhirnya sampai juga”. Ujar kakek dengan kondisi  yang kelelahan.
Dengan kecerobohannya si kakek, sampai-sampai sepedanya pun  di senderkan asal begitu saja . Tiba-tiba sepedanya si kakek itu jatuh dengan keras ”Gubbrak”.
Dengan suaranya yang begitu keras . Si kakek bersama anak remaja tersebut kaget mendengar suara itu.
“Punten kek, suara yang tadi itu, apa yah kek...?”. Tanya Riko keheranan.
“Astaghfirullahal ‘adhim.... Rupanya suara yang tadi itu suara sepeda jatuh kayanya”. Jawab kakek keemasan.
“Ya sudah kek, kita langsung ke sana saja yuk kek...?”.
“Iya na,, ayooo...”.
Kakek dan Riko langsung menemui sepedanya kakek Yang terjatuh. Kemudian Kakek dan Riko, langsung membangunkan sepedanya kakek itu.
“Alhamdulillah... Untung pisangnya masih utuh nak. Kalau tidak, bisa-bisa kakek hari ini tidak bisa makan”.
“Iya kek Alhamdulillah...” Jawab Riko.
Kemudian kakek itu mengajak Riko sambil membawa pisang ke tempat istirahat lagi.
“Terima kasih ya nak, sudah mau membantu kakek”.
“Ooh... Iya kek sama-sama”. Jawab Riko.
“Ohh… Iya nak, sebagai tanda terima kasih,karna na Riko sudah bantu kakek membangunkan sepedah, kakek bawakan pisang untukmu.”
“Tidak usah kek, jangan repot-repot. Mendingan di jual saja kek...?”
“Sudah terima saja, tenang saja nak kalau masalah pendapatan, di rumah juga masih banyak kok pisangnya.”
“Oohhh... Ya sudah kek, kalau begitu pisang ini saya makan yah kek”.
Riko memakan pisang pemberian dari kakek dengan lahap.
“Kek, kalau boleh tahu sudah berapa tahun kakek jualan pisang..?” Tanya Riko.
“Kakek jualan pisang sudah hampir sembilan tahunan. Semenjak kakek merantau di daerah ini, sudah mulai jualan sampai sekarang ini”. Jawab kakek dengan raut muka yang sedih.
“Terus kek, keluarga kakek ikut merantau juga kek..?” Tanya Riko
“Tidak nak, kakek di sini hanya sendirian saja. Istri, anak bersama keluarga kakek, semuanya di kampung.” Jawab kakek.
“Oohh.. Kalau boleh tahu selama sembilan tahun di sini, kakek sudah pernah pulang kampung belum kek..?”
“Belum nak, soalnya hasil jualan kakek hanya cukup buat makan dan minum kakek saja. Ya kalau misalkan ada lebihnya, setidaknya di simpan buat ongkos merantau. Kekek punya sedikit simpanan, tapi sayangnya tidak cukup nak.”
“Ohh.. Gitu yah kek.. Oh iya kek, gimana sekarang kita jualan lagi..? Tenang kek, Riko pasti  akan bantu kakek”. Tanya Riko tulus.
“Jangan nak, takut nak Riko keberatan. Lagian takut kecapean.” Jawab Kakek.
“Tidak kek, Riko tidak merasa keberatan kok. Lagian juga Riko pengen banget bantu kakek.”
“Bener nak..? Ya sudah kalau begitu, kita berangkat… Ayo nak..!”
“Ayo kek kita berangkat.”
Setelah kakek dan Riko berbincang-bincang dengan waktu yang cukup lama, kemudian kakek mulai melanjutkan jualan bersama Riko.
“Pisang-pisang.. Pisangnya bu, pak..?” Ucap Riko menjajakan dagangan si kakek tersebut.
Setelah kakek dan Riko berjualan mengelilingi di berbagai kampung, akhirnya hasil kerja keras kakek dan Riko pun tidak sia-sia. Karena pisang dagangannya itu habis terjual, dan mendapatkan untung yang lumayan besar bagi kakek tua itu.
“Alhamdulillah nak akhirnya habis juga dagangan kakek.”
“Iya kek, mudah-mudahan hasil dari penjualan ini cukup buat ongkos pulang kampung kakek.”
“Amiin.. Sekali lagi terima kasih yah nak..” Ucap kakek.
“Ya sama-sama kek. Ya sudah kek sekarangkan sudah sore, sebaiknya kita pulang sebelum adzan berkumandang.” Seru Riko.
“Ayo nak, kita pulang.”
Mereka pun pulang masing-masing.
Suatu hari kemudian  merekapun bertemu kembali di tempat yang sama.
“Selamat pagi nak Riko..?” Ucap kakek.
“Pagi juga kek, hari ini kakek kabarnya gimana..?” Tanya Riko
“Alhamdulillah baik nak. Oh iya nak, dari hasil  penjualan kemarin ternyata cukup juga. Jadi, kakek hari ini akan segera pulang kampung.” Ucap kakek.
“Syukurlah kalau begitu, ya sudah kek, Riko hanya bisa bantu lewat do’anya saja. Semoga di perjalanan selamat dan bisa bertemu dengan keluarga kakek. Juga salam buat keluarganya kakek di sana.” Ucap Riko.
“Terima kasih banyak ya nak, kakek pasti akan menyampaikan salammu.” Ucap kakek terharu.
Setelah pertemuan mereka selesai, kemudian si kakek itu pergi dengan melambaikan tangan “GOOD BYE.” Ucap si kakek.




Oleh : Herman

Komentar

Posting Komentar

Bebas Tapi Sopan

Postingan populer dari blog ini

Jejak Peninggalan Kesultanan Banten di Masjid Pangeran Aria Singarajan

Rice Cooker Rusak Karena Menggoreng

Kode C++ "Matriks dan File Eksternal"